TaipanQQ | Cerita Peternak Ayam Cari Jagung Hingga Beli Pakan Pabrikan

  JAKARTA- Peternak ayam mengeluhkan kelangkaan jagung dari petani. Kalau pun ada, harganya terbilang cukup mahal.

Presiden Peternak Layer Nasional, Musbar, mengungkapkan jagung lokal sebenarnya cukup banyak, namun stoknya berada di luar Jawa. Selain itu, peternak kecil umumnya kalah bersaing dengan perusahaan-perusahaan pakan ternak bermodal besar.
"Jagung banyak di luar Jawa, tapi tantangannya kita kalah modal dengan feedmill besar, sudah kemitraan petani dengan mereka. Rekan saya cek di Gorontalo ada panen, tapi sudah diborong feedmill," kata Musbar ditemui di Pomelotel, Jakarta, Selasa (23/5/20 bandarq


Sementara itu, untuk mencari jagung di Jawa sudah sangat sulit. Kalau pun ada, harganya pun cukup mahal, yakni berada di atas Rp 4.000/kg.

Sebenarnya, lanjut dia, para peternak ayam petelur juga bisa membeli pasokan jagung impor dari Perum Bulog. Namun, lantaran keterbatasan modal, membuat peternak tetap mengandalkan pakan dari pabrikan. domino99

"Harga jagung di Blitar Rp 4.600/kg, di Jawa ada, tapi sedikit. Kemudian dari Bulog itu kan harus bayar di muka, barangnya datang seminggu kemudian. Sementara peternak ini sedang banyak yang rugi, karena telur jatuh sampai Rp 13.000/kg. Sekarang saja baru naik ke Rp 18.000/kg. Akhirnya mending kita beli dari pakan pabrikan, bisa kredit," terang Musbar.

Direktur Komersial Perum Bulog, Febriyanto, berujar selama ini untuk memasok ke peternak, pihaknya masih mengandalkan dari stok jagung impor. Sementara itu, pihaknya juga mengupayakan menyerap jagung petani, namun mengalami kesulitan karena buruknya infrastruktur.aduq

"Kita beli jagung kan komersial, bukan seperti beras. Tapi kemudian menghadapi masalah infrastruktur, gudangnya juga harus spesifik, harus punya silo, dan sebagainya untuk menjaga mutu," kata Febriyanto

Diungkapkannya, di beberapa daerah di luar Jawa, sebenarnya ada wilayah yang memiliki banyak stok jagung, namun keterbatasan infrastruktur membuat pihaknya kesulitan membeli jagung tersebut.

"Kemarin cek di Sulawesi ada barangnya, tapi bagaimana kita mau beli kalau akses transportasinya tidak ada. Mau ditarik ke Jawa pelabuhannya jauh sekali, malah ada yang tidak punya pelabuhan. Kemana kita mau jualnya kalau sudah dibeli, kalau dibawa ke Jawa harganya pasti naik tinggi," ucap Febriyanto